Dwi Pujiyanto, Guru Pendamping dan Ahnaf Rafi Atha'ullah berpose di Aula Disdikbudpora Kabupaten Semarang usai menerima trophy dan uang pembinaan lomba FLS2N. |
Hari ini, Kamis (24/6), saya mengantar salah satu siswa kami di SMPIT Izzatul Islam Getasan, Ahnaf Rafi Atha'ullah mengambil hadiah dan trophy Juara 3 Lomba Desain Poster FLS2N SMP Tingkat Kabupaten Semarang di Aula Disdikbudpora Kab. Semarang. Hari ini hujan turun sejak pagi. Meskipun secara hitungan harusnya sudah peralihan ke musim kemarau. Namun, sekarang hitungan atau prediksi sangat sulit. Serba tidak menentu. Pikir kami, karena hanya satu siswa yang berhasil meraih juara. Maka kami putuskan pakai kendaraan bermotor saja. Toh, acaranya hanya mengambil hadiah dan trophy. Tapi karena dihadang hujan. Sempat dua kali menepi berteduh.
Beruntung hari ini juga ada agenda sekolah di Ungaran, yaitu kepala sekolah yang diwakili operator dan proktor sekolah. Mereka pakai mobil. Karena ada peserta dari TK ibu-ibu yang bareng. Sebetulnya acaranya berbeda, jamnya berbeda, dan tempatnya berbeda. Maka kami naik motor. Karena merasa kasihan kepada siswa kalau basah kehujanan. Karena hanya memakai satu jas hujan yang tidak bisa mengcover secara maksimal untuk dua orang. Maka saya putuskan, calling rombongan di belakang yang pakai mobil untuk mengantar siswa. Kami mengikuti dari belakang. Saat hujan sedang deras-derasnya.
Betul saja, sampai Aula Disdikbudpora Kab. Semarang, kami termasuk terlambat. Dari sekian lomba tinggal menyisakan empat pemenang saja yang belum mengambil, salah satunya dari kami. Hujan masih turun membasahi bumi.
Begitu masuk aula, petugas langsung mempersilakan anak membubuhkan tandatangan di beberapa lembar. Ada dua petugas. Petugas pertama menyerahkan trophy. Sedangkan petugas kedua menyerahkan uang pembinaan.
Usai diserahkan, petugas kedua mengkondisikan siswa untuk diambil gambarnya. Kami pun juga dipersilakan mendampingi siswa kami untuk diambil gambarnya. Kok paham men sebelum dimintai tolong sudah mempersilakan diri. Hehe.
Usai foto-foto, kami tak langsung pulang. Meminta izin untuk tetap di aula dulu. Karena rintik-rintik hujan masih berjatuhan terus menerus di luar. Petugas bertanya, lha masih menunggu siapa?. Kami pun menjawab, menunggu hujan reda. Oh, ya, silakan nunggu di sini dulu nggak papa. Kalau mau nyari yang anget-anget di sana di pohon beringin itu masuk, tempate mbak pri. Katanya. Maksudnya anget-anget, di sana ada warung, ya, guys. Jangan berpikiran lain.
Kamipun menunggu. Ternyata, tidak lama datang rombongan dari sekolah lain mengambil hadiah juga. Ternyata memang masih ada yang lebih terlambat daripada kami.
Di saat menunggu. Saya teringat beberapa waktu lalu ada pengumuman di grup Bimtek mengenai sertifikat Bimtek yang sudah jadi. Mumpung sudah sampai sini. Maka kami pun melangkahkan kaki ke ruangan di mana sertifikat itu berada. Ya, kami menuju ke ruang PTK SMP. Di luar kami bertemu Pak Kabid PTK. Kami beranikan bertanya dan diarahkan ke Bu Nurul yang berada di ruangan.
Betul, kami masuk, dan yang di dalam ruangan bertanya, mau ketemu siapa mas. Permisi, ibu, kami mau mengambil sertifikat Bimtek. Oh, ya silakan dengan Bu Nurul. Bu, Nurulpun yang saya lihat sedang melakukan pekerjaannya. Beralih segera menyodorkan beberapa tumpukan sertifikat Bimtek yang saya maksud. Ternyata masih sangat banyak. Mayoritas peserta Bimtek belum mengambil.
Betul, karena masih banyak dan banyak tumpukan. Saya mencari. Saya perhatikan satu per satu. Diwolak-walik. Cukup lama saya berdiri. Mungkin lima menitan. Belum juga bertemu. Saya pun berucap kok belum ketemu, ya Bu. Njenengan mapel apa? Bahasa Inggris, Bu. Oh, kok, bahasa Inggris, njenengan susulan yake. Komentar petugas tersebut. Nggak i bu. Njenengan namanya siapa, Dwi Pujiyanto, Bu. Oh, kayake saya nggak menulis Dwi Pujiyanto. Perasaan jadi tambah khawatir. Padahal saat di Bimtek saya dua kali memimpin doa, doa pembuka dan doa penutup. Bahkan saat sesi materi saya juga presentasi.
Lalu, ibu-ibu di samping, berdiri. Mungkin yang guru penggerak Bu, lalu dicarikan. Dan ketemu. Nama saya tertulis di situ. Alhamdulillah.
Di saat proses mencari tadi, ada ibu-ibu di belakang saya. Tiba-tiba bertanya. Izzatul Islam ada pondoknya. Sambil mencari saya mengatakan. Ada Bu, dengan menoleh ke ibunya. Sebulan berapa? Saya jawab All in 1juta Bu. Ibunya menyahut, diskonnya berapa? Katanya. Ibu-ibu yang lain. Ya, jangan minta diskon to, bu,hehe.
Ibu-ibu, yang menyahut tersebut kemudian mengatakan, saya tu salut, bangga dengan SMPIT Izzatul Islam Getasan, pendatang baru tapi langsung rising star⭐. Sekolah swasta yang lain saja langsung gini (sambil menggerakkan tangan dari atas ke bawah, hehe, tahu kan maksudnya).
Saya tu, bertanya-tanya, gmn to caranya itu. Kami jawab sebenarnya kami juga sudah pengalaman mengelola di SD nya. Masih belum puas, iya, sih, tapi kok bisa UN dari pertama langsung masuk 10 besar terus, lomba-lomba juga sering menang. Nah, itu Bu, yang sulit diungkapkan dan tidak terlihat dari kami. Keikhlasan dalam pengabdian kami.
Ibu yang tadi bertanya perihal pondok pesantren, oh ya pak, kapan-kapan tak main ke sana. Terus terang, ini saya juga mau mencarikan pondok untuk anak saya. Njih, ibu, sumonggo, kami tunggu di sekolah dan pondok pesantren kami.
Hujan, belum juga reda, kami putuskan cari anget-anget yang tadi direkomendasikan. Dan tertulislah. Tulisan ini.
Dwi Pujiyanto
Ditulis di Warkop Beringin Disdikbudpora
Posting Komentar